*Menjaga Kesehatan Mental Anak*

*Menjaga Kesehatan Mental Anak*

Tugas Orang tua bukan hanya sekedar memberikan hak yang bersifat material namun juga harus memperhatikan hak kejiwaan anak yang berguna dalam tumbuh kembangnya. Tips berikut berguna untuk menjaga kesehatan mental anak:

💝 *Mencintai tanpa syarat*

Penting untuk membuat mereka merasa dicintai, diperhatikan, dan diterima. Anak-anak perlu tahu bahwa cinta orang tua tidak bergantung pada pencapaiannya. Kesalahan dan atau kekalahan harus diharapkan dan diterima. Tumbuhkan keyakinan bahwa di rumah penuh dengan cinta dan kasih sayang tanpa syarat.

🔥 *Tingkatkan kepercayaan diri*

Dorong anak untuk mewujudkan impian mereka dan membuat kesalahan, tetapi pada saat yang sama belajar dari kesalahan itu dengan menjadi lebih baik. Juga, minta mereka untuk merasa bangga di mana mereka berada.

✨ *Puji mereka*

Izinkan anak-anak menjelajah dan bermain di area aman. Puji mereka atas upaya mereka dan sesekali beri mereka dengan hadiah berupa mainan atau cokelat. Ingat, perhatian orang tua akan membantu membangun kepercayaan diri dan harga diri mereka.

📣 *Tetapkan tujuan yang realistis*

Anak kecil membutuhkan tujuan realistis yang sesuai dengan ambisi dan kemampuan mereka. Dengan bantuan orang tua, anak-anak yang lebih besar dapat memilih kegiatan yang menguji kemampuan dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.

💦 *Jujur*

Tidak perlu  menggambarkan citra sebagai orang tua yang sempurna. Biarkan mereka tahu tentang kesalahan orang tua sehingga mereka tahu dunia nyata dan mempersiapkan diri untuk masa depan.

🤾 *Dorong mereka untuk bermain.*

Waktu bermain sama pentingnya dengan perkembangan mereka seperti makanan dan perawatan yang baik. Waktu bermain membantu anak-anak menjadi kreatif, belajar keterampilan memecahkan masalah dan mengendalikan diri. Permainan yang bagus dan tangguh, yang mencakup berlari dan berteriak, tidak hanya menyenangkan tetapi juga membantu anak-anak menjadi sehat secara fisik dan mental.

🏓 *Jadilah teman bermain*

Bermain dengan anak-anak tidak hanya akan membuat mereka bahagia, tetapi juga akan membantu orang tua bersantai setelah seharian bekerja. 

💕 *Cobalah dan rasakan perbedaannya.*

Bersenang-senang
Meraih kemenangan tidak sepenting terlibat dan menikmati aktivitas. Salah satu pertanyaan paling penting untuk ditanyakan kepada anak-anak adalah “Apakah Anda bersenang-senang?” Bukan “Apakah Anda menang?”

Dalam masyarakat yang berorientasi tujuan, orang sering hanya mengakui keberhasilan dan kemenangan. Sikap ini dapat mengecewakan dan membuat frustrasi anak-anak yang sedang belajar dan bereksperimen dengan kegiatan baru. Lebih penting bagi anak-anak untuk berpartisipasi dan bersenang-senang.

🚫 *Awasi tontonan anak*

Meskipun tidak selalu setiap saat mendampingi anak menonton tayangan tertentu, pastikan  mereka memiliki akses ke konten yang sehat bagi mereka.

🌹 *Kembangkan disiplin*

Anak-anak membutuhkan kesempatan mengeksplorasi dan mengembangkan keterampilan serta kemandirian baru. Pada saat yang sama, anak-anak perlu belajar bahwa perilaku tertentu tidak dapat diterima dan mereka bertanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan mereka. Tanamkan disiplin dan tingkah laku pada anak-anak di usia dini untuk menjadikan mereka manusia yang baik.

🤐 *Hindari omelan dan ancaman*

Ketika mereka salah, jangan berteriak, lebih baik membuat mereka mengerti apa yang salah dan kemudian membimbing mereka di jalan yang benar. Mengomel dan mengancam bisa berbahaya dalam jangka panjang. Beri anak alasan "mengapa" Anda mendisiplinkan mereka dan apa konsekuensi potensial dari tindakan mereka.

Semoga bermanfaat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keberagaman dalam pandangan hidup

3 ‏Proses Menemukan Misi HidupBahwa setiap kita dihadirkan ke dunia, ‏sesungguhnya dengan membawa Tugas Langit atau Misi Hidup. ‏Inilah sesungguhnya alasan mengapa kita dihadirkan di dunia. ‏Karenanya hidup adalah tentang menemukan misi hidup ini dan menyelesaikannya sehingga kita bisa mempertanggungjawabkannya kelak kepada Sang Pemberi Tugas. ‏Lalu bagaimana proses menemukan Misi Hidup ini? ‏Setiap hari minimal ‎17 ‏kali kita diwajibkan berdoa, ‏meminta ditunjukkan jalan yang lurus, ‏yaitu jalan orang orang yang diberi nikmat ‎(alFatihah ayat ‎6 ‏dan ‎7). ‏Ayat ini kemudian ditafsirkan oleh surah anNisaa ayat ‎69, ‏bahwa orang yang diberi nikmat adalah para Nabi, ‏Syuhada, ‏Shodiqien, ‏Sholihien.Merujuk ayat ini, ‏maka kita bisa menggali bagaimana proses ke ‎4 ‏golongan manusia mulia di atas menemukan ‎*Jalan yang Lurus*.. ‏inilah sesungguhnya Misi Hidup yang mereka peroleh melalui proses yang tak mudah.Para Nabi misalnya, ‏umumnya menerima Tugas Kenabian ‎(Misi Kenabian) ‏pada usia ‎40 ‏tahun, ‏kecuali Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS, ‏karena keduanya wafat lebih muda. (*)Nabi Muhammad SAW menerima wahyu atau risalah atau Tugas Kenabian pada usia ‎40 ‏tahun, ‏namun Beliau menjalani proses yang fitri atau manusiawi, ‏yaitu semua aspek fitrahnya tumbuh paripurna sepanjang usia ‎0-40 ‏tahun sehingga beliau mendapatkan kehidupan yang baik ‎(hayatun thoyyibah atau the good life atau kebahagiaan), ‏lalu kemudian pada usia ‎40 ‏tahun, ‏Allah berikan tugas langit atau Misi Hidup berupa Misi Kenabian.Namun kita juga temukan kisah orang orang terdahulu, ‏yang menemukan Misi Hidupnya karena sejak awal memperjuangkan keyakinannya, ‏seperti pemuda ashabul Kahfi, ‏pemuda ashabul Ukhdud dll. ‏Para Sahabat Nabi juga menemukan Misi Hidup melalui proses yang berbeda. ‏Diantara mereka ada yang sampai akhir hayat jujur memperjuangkan keyakinannya ‎(shodiqien), ‏sebagian lagi ada yang mencapai Syahid ‎(syuhada).Seorang pakar menyebutkan ada ‎3 ‏proses manusia menemukan Misi Hidupnya ‎1. ‏Doing A Deeds, ‏yaitu menjalani saja kehidupan yang baik ‎(hayatun tahoyyibah ‎- ‏the good life), ‏yaitu fokus menumbuhkan setiap aspek fitrahnya sehingga paripurna maka kelak akan Allah berikan Misi Hidup. ‏Ini seperti kehidupan Rasulullah SAW yang menjalani kehidupan yang baik sampai usia ‎40 ‏tahun, ‏lalu mendapat Misi Kenabian.“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, ‏baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, ‏maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik” (The Good Life) (QS An-Nahl ‎[16] : 97 )2. ‏Experiencing a Value, ‏yaitu memperjuangkan nilai nilai yzng kita yakini dengan sungguh sungguh, ‏maka juga kelak akan menemukan Misi Hidup. ‏Misalnya memperjuangkan keadilan, ‏kesejatian, ‏kelestarian, ‏kesejahteraan, ‏keberanian dstnya. ‏Kita banyak temukan pada kisah kisah pahlawan sejati sepanjang sejarah.3. ‏Suffering, ‏yaitu mengalami penderitaan yang hampir membuat putus asa, ‏misalnya terjadi pada orang orang yang lalai dari mengingat Robbnya, ‏lalu menjadi berantakanlah urusannya, ‏seperti hampir cerai, ‏bisnis bangkrut, ‏anak terkena narkoba dstnya. ‏Pada titik inilah biasanya muncul pertaubatan sehingga kemudian menemukan misi hidupnya."....Dan janganlah engkau mengikuti orang yg hatinya Kami lalaikan dari mengingat Kami, ‏serta mengikuti hawa nafsunya maka berantakanlah seluruh urusannya ‎( وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا - ‏wa kaana amruhu furutho ‎) "(QS Al Kahfi ‎[18] 28)Kebanyakan manusia umumnya menemukan Misi Hidupnya karena proses yang ke ‎3. ‏Sepanjang ia hidup ‎"baik baik saja" ‏atau merasa nyaman atau merasa aman karena kebutuhan terpenuhi, ‏maka ia merasa tak perlu menemukan Misi Hidupnya.Allah SWT, ‏tak pasif dan tak diam, ‏tak mengantuk dan tak tidur, ‏Dia Zat Yang Tak Lalai mengurusi urusan HambaNya, ‏Dia senantiasa intervensi dalam kehidupan manusia, ‏maka sepanjang kehidupan manusia Allah berikan kenikmafan dan kesulitan, ‏teguran dan bencana, ‏agar manusia menyadari dan menemukan Tugas Langitnya atau Misi Hidupnya itu.Pada proses yang ke ‎3 ‏yaitu Suffering ‎(Mengalami Penderitaan), ‏sesungguhnya terjadi percepatan proses yang pertama, ‏yaitu titik pertaubatan untuk kembali kepada fitrahnya. ‏Saat menderita yang tiada tara, ‏menjelang putus asa itu, ‏manusia tanpa sadar berusaha mengembalikan fitrah fitrahnya sehingga mencapai kehidupan yang baik ‎(hayatun thoyyibah) ‏dalam waktu cepat. ‏Secara fitrah keimanan, ‏dalam penderitaan itu, ‏ia memperbaiki hubungan dengan Allah. ‏Jadi relijius dalam waktu singkat, ‏dan bergerak menyambut panggilan untuk menolong agama Allah yang selama ini diabaikan dstnya sehingga kehidupan spiritualnya ‎(spiritual life) ‏membaik.Secara fitrah bakat, ‏dalam penderitaan itu, ‏ia menggali apa sesungguhnya potensi potensinya yang bisa digunakan untuk bangkit dan fokus menjalaninya atau bahkan tergerak membuat karya solutif bagi ummat dengan bakat dan potensinya itu dstnya sehingga kehidupan karir atau bisnisnya ‎(work life or business life) ‏membaikSecara fitrah belajar, ‏dalam penderitaan itu, ‏ia mulai membangkitkan kembali gairah belajarnya untuk menutup kekurangannya bahkan tergerak untuk melakukan inovasi terhadap karya solusinya dstnya sehingga kehidupan belajar dan intelektualnya ‎(learning or intelectual life) ‏membaik.Secara fitrah seksualitas, ‏dalam penderitaan itu, ‏ia mulai merajut kembali cintanya pada pasangannya, ‏pada anak anaknya, ‏mencoba menjalin relasi yang lebih kokoh agar keturunannya kelak lebih baik, ‏rajin mengkuti parenting dstnya sehingga kehidupan keluarganya ‎(family life) ‏membaik.Secara fitrah individualitas dan sosialitas, ‏dalam penderitaannya itu, ‏ia mulai menurunkan egonya selama ini, ‏tergerak untuk silaturahmi, ‏banyak meminta maaf dan memaafkan, ‏mulai terlibat dan membangun komuntas dan jaringan dstnya sehingga kehidupan sosialnya ‎(social life) ‏membaik.Secara fitrah estetika dan bahasa, ‏dalam penderitaannya itu ‎, ‏ia mulai banyak menghaluskan tuturnya, ‏mulai banyak mengapresiasi keindahan dalam banyak hal, ‏mulai tergerak untuk mendamaikan jiwanya bahkan mendamaikan banyak orang atau melestarikan alam dstnya, ‏sehingga kehidupan estetikanya ‎(aesthetic life) ‏membaik.Secara fitrah jasmani, ‏dalam penderitaan itu, ‏ia mulai memperbaiki pola makan, ‏pola tidur, ‏pola gerak dan pola bersih sehingga kemudian menjadi membaiklah kehidupan kesehatannya ‎(health life)Begitupula secara fitrah perkembangan, ‏dalam penderitaannya itu, ‏kemudian kedewasaannya meningkat, ‏mindset yang dulu sulit dirubah, ‏kini dengan mudah bisa dirubah. ‏Banyak tanggungjawab yang diambil alih olehnya dengan sukarela dstnya sehingga kemudian membaiklah kehidupan perkembangan personalnya ‎(personal growth life) ‏Begitulah proses Suffering, ‏membuat manusia berusaha memperbaiki fitrah fitrahnya sehingga menjadi baiklah kehidupannya dan kemudian Allah karuniakan Misi Hidup lalu ia menyambut perannya atau misi hidupnya. ‏Namun, ‏sayangnya, ‏banyak pula ketika badai penderitaan datang, ‏ia tak menyadari bahwa Allah sedang bicara padanya agar ia segera menyadari misi hidupnya, ‏malah makin menjauh dari Allah.Ada pula, ‏ketika badai berlalu, ‏merasa kehidupannya telah tenang kembali, ‏kemudian ia tak menyambut Misi Hidupnya.Nah, ‏silahkan pilih proses ‎1,2, ‏atau ‎3 ‏yang akan kita jalani.#fitrahbasedlife ‎(*) ‏Sebagai catatan bahwa Isa AS diwafatkan namun tidak dimatikan dan kelak akan kembali lagi ke dunia dan hidup sampai usia ‎40.

HATI-HATI MELATINKAN BAHASA ARAB !!!